LUCY (2016)


Directed by                             :  Luc Besson
Produced by                           :  Virginie Besson-Silla
Written by                              :  Luc Besson
Starring                                   :  Scarlett Johansson
                                                  Morgan Freeman
                                                  Choi Min-sik
                                                  Amr Waked

There's a lot of talk in Lucy about humans only using 10% of their brain. This is an oft-repeated myth that drives scientists up a wall, but I'd like to believe it's a coded message from Luc Besson. Please, for your own sake, he implores, don't think too much about this movie. Instead, soak up Scarlett Johansson in a white T-shirt and black bra, making quizzical faces while despatching bad guys with the power of her mind and a few curt words in that trademark husky voice. As the techno soundtrack thrums and ScoJo cranks out lines like “the infinite components of the cell's nucleus is exploding inside my brain” many may recognize that this style of pseudo-intellectual action cinema is a type of drug, and, once in a while, you need a hit.

Johansson (despite being 29) plays an American student living in Taipei. Some sketchy dude she just started dating wants her to bring a locked briefcase to a mysterious Mr Keng (Choi Min-sik) in a hotel. Clearly this is not a wise move, but in case we weren't aware of that fact we're given jarring cuts to images of a mouse approaching a trap and of animals on the savanna sussing out their safety.
These juxtapositions are just an inkling of what's to come, as we'll later get full blasts of Koyaanisqatsi-esque montage – ranging from dinosaurs to busy urban centers to rhinos making love. These images mostly come as Professor Norman (Morgan Freeman) gives a lecture about what would happen if a human had access to higher percentages of their brain, which just so happens to describe what is happening to Lucy at that very moment.

Lucy, you see, has been made an inadvertent mule for a new narcotic. One Mr Keng's baddies get a hold of her, she's knocked out and gets “CPH4” inserted in her belly. It's a bag of crystals that kinda look like a blue version of the fancy overpriced salt you've always wanted to buy from Dean & DeLuca. When some would-be molesters end up beating her, the substance leaks into her blood stream and – boom – a new superhero is born.

The first two-thirds of this 90-minute film are propulsive and fun. Lucy is driven to a little vengeance, but is also on the hunt for the other bags of the drugs. You see, CPH4 is a naturally occurring substance during pregnancy. (It's what helps our bones grow, says a character who may as well be named Dr Exposition.) Since Lucy has mainlined the stuff, her brain power is now escalating from the typical 10%, and with it comes all sorts of magical powers. She can manipulate phone lines, make people levitate, and type at supersonic speeds. But she also knows that she'll only survive for a few more hours. (How does she know this? She's using a larger percentage of her brain! She knows things!) She'll need the additional crystals to reach the full 100% and “transcend” and, hopefully, give Freeman the knowledge that humankind seeks.

The end of the movie goes completely off the rails, but in a way that is charming in its stupidity. It's like 2001: A Space Odyssey for those with short attention spans, and those people need to have their minds blown, too, I suppose. Unfortunately, when Lucy heads toward her psychedelic freakout and the screenplay's stakes are raised, there's a piece of action with Korean baddies fighting French cops that's completely worthless. Basically, anything that isn't Scarlett besting martial artists with telekinesis or penetrating time and space with her glowering eyes just dies on the screen.

That the action comes to Besson's native France is marvelous, as it affords the film a rather messy car chase through the First Arrondissement. Johansson interrupts the action with vague philosophical musings like “we never really die.” These blatant lowest common denominator moments mixed with a twinge of deep meaning is, I feel, the essence du Besson.
It isn't saying much, given what he's been up to lately, but it's fair to call this his finest work since The Fifth Element. Some in the audience will hiss “huh?” as the film fades to black, but I'll argue that the preposterous conclusion (oh, just wait until you see what Morgan Freeman is left holding in the last scene) represents a genuine auteur leaving us with his pure sentiments. I can't imagine that Besson actually believes this movie makes sense, but there's an authenticity to his overreaching that adds a sparkle not seen in typical comic-book movie fare. Even with only 10% of my brain I can see that while this movie isn't what I'd typically call good, it is, undeniably, enjoyable mindlessness.

Read More

IMPLEMENTASI SCM, ERP & CRM PT. MAYORA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Dalam perekonomian global baru yang muncul dengan perlahan, sumber daya manusia, Sesuai perkembangan sistem manajemen sebuah organisai ataupun industri dalam mewujudkan suatu visi dan misi organisasi atau industri.maka kali ini kami akan memaparkan peran dan fungsi manajemen yang berperan penting dalam membuat organisansi atau industri untuk mencapai visi dan misi dalam PT Mayora Indah Tbk perusahaan yang bergerak bidang makanan. Manajemem Perusahaan ini telah berkembang menjadi sebuah bisnis yang membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pelanggan dan mendayagunakan produk dan jasa yang diberikan perusahaan pada setiap peluang yang memungkinkan perusahaan bisa memperluas pasar di dunia. Adanya persaingan antara perusahaan maka setiap perusahaan berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggannya baik berupa produk maupun jasa. Untuk itu perusahaan membutuhkan tenaga manajemen yang handal untuk bertindak sebagai jembatan antara perusahaan dan pelanggan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pelanggan dan mendayagunakan produk dan jasa yang diberikan perusahaan pada setiap peluang yang memungkinkan.
1.2   Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan penggunaan SCM, ERP dan CRM pada PT. Mayora sebagai penunjang kegiatan perusahaan bisnis di Indonesia.
1.3   Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah agar penulis mengerti bagaimana kegiatan SCM, ERP dan CRM pada PT. Mayora.

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Implementasi CRM PT. Mayora

Kegiatan Usaha serta jenis produk yang dihasilkan adalah sebagi berikut:
Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, kegiatan usaha Perseroan diantaranya adalah dalam bidang industri. Saat ini, PT. Mayora Indah Tbk. memproduksi dan memiliki 6 (enam) divisi yang masing masing menghasilkan produk berbeda namun terintegrasi.

Divisi
Merek Dagang
Biskuit
Roma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai O’Lai, Sari Gandum, Sari Gandum Sandwich, Coffeejoy, Chees’kress
Kembang Gula
Kopiko, Kopiko Milko, Kopiko Cappuccino, Kis, Tamarin, Juizy Milk
Wafer
Beng Beng, Beng Beng Maxx, Astor, Astor Skinny Roll, Roma Wafer Coklat, Roma Zuperrr Keju
Coklat
Choki-choki

Kopi
Torabika Duo, Torabika Duo Susu, Torabika Jahe Susu, Torabika Moka, Torabika 3 in One, Torabika Cappuccino, Kopiko Brown Coffee, Kopiko White Coffee, Kopiko White Mocca
Makanan Kesehatan
Energen Cereal, Energen Oatmilk, Energen Go Fruit

Perusahaan yang terlibat :

1.         Pabrik Alumunium

2.         Pabrik Tebu

3.         Pabrik Garam
4.         Pabrik Tepung Terigu
5.         Pabrik Tepung Tapioka
6.         Pabrik Tepung Kelapa
7.         Pabrik Minyak Nabati
8. Pabrik Baking Soda

9.         Pabrik Whey Bubuk

10.       Pabrik Perisa Kelapa

11.       Pabrik Kalsium Karbonat
12.       Pabrik Pengemuls i Letisin Kedelai

13.       PT. Mayora Indah
14.       PT K33 Distribusi (Selaku distribusi lokal)
15.       Galletas Juanita Mexico (Selaku distribusi di Amerika Latin)
16.       Carefour (Selaku wholeseler
)

17.       Hypertmart (Selaku wholeseler)

18.       Lotte (Selaku wholeseler)

19.       Giant (Selaku wholeseler)
20.       The Food Hall (Selaku wholeseler
)
21.       Indomart (Selaku Retailer)
22.       Alfamart (Selaku Retailer)
23.       Alfamidi (Selaku Retailer)
24.       Toko (Selaku Retailer)

1.       Supply Chain Pt. Mayora



·         Bahan baku berasal dari penghasil alumunium, tebu, garam, tepung terigu, tepung tapioca, tepung kelapa, minyak nabati, baking soda, whey bubuk, perisa kelapa, kalsium karbonat. Bahan tersebut kemudian dikirim ke supplier untuk diolah. Kemudian, barang tersebut dikirmkan ke pabrik biskuit.
·         Semua bahan baku tersebut dikirim ke pabrik biskuit roma untuk diolah menjadi biskuit kaleng roma kelapa.
·         Saluran distribusi yang digunakan adalah :
Pertama-tama dari produsen, barang didistribusi oleh distributor lokal dan international PT Mayora Indah. Setelah itu, dialirkan ke supermarket, grosir, pengecer dan pasar internasional. Kemudian, setelah jatuh ke tangan penjual, baru konsumen dapat membeli dan mendapatkan Roma Biskuit Kelapa.
·         Untuk membangun hubungan yang kuat dengan supplier dan konsumen dibutuhkan komitmen dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Pemasok berperan penting dalam menentukan mutu produk, biaya, pengembangan produk, dan akses pembiayaan bagi perusahaan. Mutu produk dan layanan, sebagai penentu kepuasan pelanggan, salah satunya bergantung kepada kualitas pemasok yang dipilih. Pasokan yang berkualitas tentu memudahkan perusahaan menghasilkan produk dan layanan yang berkualitas pula.

Untuk menjaga hubungan dengan supplier dilakukan cara seperti:
a.        Membuat kontrak ekslusif dengan supplier bahan tertentu dengan syarat supplier tersebut sudah terbukti kualitasnya. Yang dimaksud disini adalah bahan baku tersebut hanya menyuplai dari supplie tersebut, tidak menggunakan dari supplier lain.
b.        Membayar tepat waktu. Dengan membayar tepat waktu, maka kita akan mendapatkan bahan baku tepat waktu sehingga tidak menunda proses produksi.
c.        Memberikan lead time pengiriman barang yang lebih longgar.



Untuk menjaga hubungan dengan konsumen dapat dilakuken dengan cara seperti di bawah ini:
a.        Menjaga kualitas dan nutrisi produk.
b.        Menampilkan ingredients yang sesuai dengan yang dibikin. Bila menampilkan ingredients yang sesuai, konsumen akan percaya pada produk tersebut. Jadi, konsumen tidak perlu lagi ragu-ragu dalam membeli produk.
c.        Meggunakan produk yang tidak berbahaya bagi tubuh manusia.
d.        Bila ada keluhan terhadap produk langsung dilakuakn penangan terhadap masalah tersebut.
e.        Menjaga kestabilan harga.


           ·         Informasi secara langsung bisa didapat dari end-consumers melalui beberapa survey yang dilakukan via customer                         service, survey di berbagai social media, pemberian review produk di website yang menjual secara online.
·         Struktur logitistik yang diterapkan pada perusahaan biskuit kaleng ini adalah melalui Produsen – perusahaan logistic - distributor lokal dan international - grosir – pengecer - konsumen.
·         Mengkoordinasikan kinerja dari suppliers – manufactures – distributor – retailer dengan menggunakan bantuan tekhnologi informasi seperti SIVECO, ERP (Enterprise Resource Planning )dll.
·         Menerapkan e-commerce, seperti menerima order dari pelanggan (pelanggan bisa memesan produk melalui telepon, email atau web based ordering). Manajemen gudang, mengelola transaksi, manajemen transportasi dan komunikasi dengan pelanggan untuk memberikan informasi status pesanan, dll.
Aliran
·         Aliran Material / fisik:
Supplier: bahan mentah atau setengah jadi
·         Aliran pengembalian: return, recycling
·         Aliran Informasi:
a.        Dari supplier: kapasitas produksi, jadwal pengiriman, promosi
b.        Ke supplier: sales, order, inventory, quality, promotion
·         Aliran dana:
a.        Dari supplier: credit, pengiriman, payment term, invoice
b.        Ke supplier: payments, pengiriman

Sistem Informasi yang bergerak:


1.                        Demand Forecast Updating: Peramalan yang diupdate dengan bahan baku yang tersisa. Parameter persediaan seperti persediaan pengaman, inventory minimum, dan sebagainya, akan mengubah ramalan permintaan. Dengan adanya fasilitas ini, maka perusahaan akan mengetahui bahan baku yang tersisa tinggal berapa sehingga dapat langsung memesan ke supplier.
2.          Order Batching: Pabrik dengan rata-rata produksi suatu produk 500 unit perhari, tidak akan memesan bahan baku hanya untuk produksi 500 unit, biasanya akan memesan lebih karena ada kemungkinan beberapa produk yang gagal dan adanya kemungkinan penyusutan bahan baku.
3.     Fluktuasi Harga: Diskon akan menimbulkan forward buying, yang akan  berakibat  fluktuasi permintaan ke arah hulu. Fluktuasi ini akan menimbulkan pemborosan yang terjadi baik di pabrik maupun di sepanjang saluran distribusi.
4.                        Customer Service: Sistem informasi ini harus dapat menghimpun secara real time mengenai berbagai informasi yang diperlukan pelanggan, seperti ketersediaan produk, waktu pengiriman, dan status pesanan. keluhan.
5.      Demand management: Mencakup proses-proses yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan pelanggan dengan kemampuan pasokan perusahaan.
6.            ERP: Dengan Aplikasi ERP, perusahaan dapat mengintegrasikan seluruh proses bisnis perusahaan, sehinga dengan satu kali klik bisa mendapatkan laporan keuangan secara menyeluruh dan realtime. Lebih lanjut, perusahaan lebih mudah mengontrol dan menekan Cost/biaya serendah mungkin, serta mendorong sales/penjualan setinggi mungkin sehingga mendongkrak pendapatan perusahaan secara signifikan. Selain itu dengan antarmuka berbasis Web, perusahaan juga mampu mengintegrasikan berbagai lokasi atau cabang kedalam satu sistem sehingga tidak perlu konsolidasi, sinkronisasi dan lain lain. ERP Opensource yang ada saat ini, diantaranya : Compiere ERP&CRM, Adempiere, Openbravo
7.     E-commerce: Menggunakan fasilitas e-commerce untuk memperbesar pasar hingga ke global. Selain itu, pembeli dapat membeli produk tanpa harus ke grosir, pengecer atau supermarket, sehingga dapat menigkatkan penjualan.

8.      Menerapkan sistem informasi yang terintegrasi SIVECO Aplikasi yang telah diintegrasi dengan sistem informasi manajemen - SIVECO Bisnis Analyzer (Business Intelligence). Aplikasi ini sudah diterapkan di Dobrogea BISCUIT. Keuntungan utama dari aplikasi ini adalah integrasi yang kuat antara sistem informasi untuk manajemen operasional dan sistem manajemen strategis. Keuntungan lainnya yang dihasilkan oleh fakta bahwa SIVECO Rumania, sebagai solusi bagi pengembang, telah melakukan semua kustomisasi yang diperlukan untuk melaksanakan aliran bisnis pelanggan ke dalam sistem informasi.

Sistem meliputi seluruh kegiatan bisnis seperti :
a.        Manajemen Payroll
b.        Inventarisasi dan Pengadaan Manajemen
c.        Manajemen Aktiva Tetap dan Persediaan Objects
d.        Manajemen pemeliharaan
e.        Manajemen Kontrak
f.         Manajemen penjualan
g.        Manajemen produksi
h.        Biaya Manajemen Pengendalian

Selain itu, aplikasi ini mengeluarkan laporan khusus, seperti: Status pengiriman dari faktur, status penjualan per zona geografis, informasi produksi berbagai macam produk, dll. Lebih jauh lagi, pada SIVECO Bisnis Analyzer, manajer dapat meminta portofolio yang sangat kompleks sebagai indikator untuk pengukuran kinerja. Selain manager, pemegang saham dan manajemen puncak dapat meminta data spesifik seperti:

a.        Tingkat profitabilitas
b.        Return on investment rate (ROI)
c.        Analisis ditambahkan tergantung pada kontribusi faktor dasar (biaya Staf, penyusutan biaya terkait dll)
d.        Pengaruh diskon harga pada omset
e.        Memperbarui indikator dengan tingkat inflasi industri makanan.
f.         Indikator lain yang ditujukan kepada manajemen operasi, seperi melacak produksi pada beberapa kriteria, termasuk modus kemasan.


B.   Implementasi ERP PT. Mayora
ERP (Enterprise Resource Planning) hadir sebagai paket system informasi yang memberikan solusi pengintegrasian informasi dan proses bisnis, seh8ingga dapat mengatasi dampak negative dari system informasi yang dibangun secarasektoral oleh masing-masing unit organisasi. Paket system ERP sendiri yang menguasai 59% pangsa pasar di seluruh dunia pada tahun 1999 adalah SAP ,BAAN ,PeopleSoft, dan J.D. Edwards( Akbulut et al 2006). Menurut estimasi Daniel E. O’ Leary pada tahun 2000, system ERP yang memiliki pangsa pasar lebih banyak adalah SAP.Menguasai target konsumen dunia 30% sampai 60%.
Tidak semua implemetasi ERP berhasil mencapai tujuan dan target yang ditetapkan. Lebih dari 90% proyek ERP melampaui biaya dan waktu yang ditetapkan (Al Mashari 2000), 70% ERP gagal menghasilkan manfaat yan diharapkan (Akbulut et al. 2006).
PT.Mayora, Tbk. Merupakan salah satu perseroan Leading supplier terdepan kelas dunia. PT Mayora sangat membutuhkan suatu system yan terintegrasi, yang bukan hanya untuk monitoring dari setiap cabangdi masing- masing Negara, tetapi juga sabagai penetuan kebijakan yang strategis, Guna mengoptimalkan proses bisnis baik di area internal maupun lintas fungsi pada setiap unit dalam perseroan.Mayora Indonesia ,Tbk. Indonesia, sebagai Negara di asia yang memilliki wilayah geografis dan budaya yang unik, diputuskan untuk dapat memulai mega proyek ini sebagai percontohan untuk Negara- negara kawasan asia pasifik.Pada Desember 2006 PT Memutuskan melakukan implementasi ERP dengan menggunakan SAP R/3 sebagai implemetasi system yang terintegrasi. Tentunya dengan proses persiapan yang panjang dan cukup matang. Dimana terdapat modul-modul yang mungkin bisa



diimplementasikan, diantaranya ialah:
1.Production planning(PP)
2.Warehouse Management (WM)
3.Finance and Controlling (FiCo)
 4.Human Resources (HR)
5.Business Warehouse (BW)

Meskipun waktu Go Live tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan, namun setiap siklus pengembangan system sangat diperhatikan. Terutama melibatkan pihak ketiga (Thrid Partied) yang selektif, yaitu menunjuk PT.Accenture sebagai konsultan, serta dengan melibatkan Negara-negara yang sudah terlebih dahulu sukses dalam penerapan ERP ini, sekalipun dengan kompleksitas yang cukup tinggi, pada 12 Februari 2009, Go live SAP pun dapattercapai.



C.   Implementasi CRM PT. Mayora
Dalam upaya untuk meningkatkan pengalaman konsumen dan mengumpulkan informasi pelanggan yang lebih baik, Unilever telah mulai menggunakan Astute Solusi RealDialog, yaitu alat dalam panggilan pusat. RealDialog menggunakan mesin linguistik menganalisis pelanggan di masing masing kata dan kemudian menyediakan pusat kontak agen sehingga dengan mudah membaca tanggapan.
RealDialog memungkinkan mereka untuk mengontrol pesan. Selain itu, kekuatan utama dari sistem adalah simplifies agen pekerjaan, yang memungkinkan mereka untuk memberikan jawaban lebih cepat dan fokus dalam membangun hubungan. RealDialog Unilever juga membantu pelanggan lainnya, termasuk mengumpulkan data konsumen. Sistem log permintaan dan komentar mereka, sehingga eksekutif dan manajer dapat mengukur kepuasan konsumen tentang produk mereka. Ketika kemampuan RealDialog Mayora digunakan pada situs web pada tahap selanjutnya dari kerjasama, manajer akan mampu bereaksi terhadap komentar konsumen online secara real time.

1.1.Hambatan

Dalam mengoperasikan perusahaan dan mencapai tujuannya, satu satunya hal yang menjadi hambatan bagi perusahaan Mayora Indonesia Tbk. Adalah persaingan dengan perusahaan perusahaan lain yang bergerak dalam bidang yang sama. Dan untuk menghadapi hambatan tersebut, upaya yang dilakukan Unilever Indonesia untuk kedepannya, yaitu akan mengadakan program MT (Management Training) dalam mencari bibit bibit SDM yang potensial. Para MT menjalani pekerjaan sebagai asisten manajer selama dua tahun. Seorang asisten manajer yang ditempatkan di bagian pemasaran, misalnya, harus bias belajar banyak tentang pemasaran. Ia mesti terjun ke pasar-pasar tradisional hingga ke pelosok daerah untuk mengetahui dan memahami kebutuhan konsumen. Di lain pihak, perusahaan memonitor perkembangannya sambil mengevaluasi apakah seorang asisten manajer ini layak dipromosikan sebagai manajer atau tidak.
1.2.Ekspektasi CRM

Mayora juga akan menggunakan Ariba's B2B dalam bidang non-inventory dan biaya tidak langsung lainnya. Unilever memiliki ekspektasi bahwa dengan menggunakan Ariba's B2B maka akan membantu meningkatkan kualitas manajemen pembelian barang dari ribuan supplier. The Ariba Solutions memberikan lingkungan commerce yang friendly dan dapat di update dengan mudah sehingga mengikuti kondisi pasar yang berubah-ubah.


Read More

TREND APLIKASI BERBASIS AI


Artificial Intelligence (AI)

          Kecerdasan buatan (AI) yang terdiri dari teknologi dan proses seperti pembelajaran yang mendalam (deep learning) dan jaringan saraf. Sebelumnya hal ini dimulai sebagai algoritma untuk mengotomatisasi tugas-tugas manual, meminjam dari teknik statistik canggih yang telah berkembang menjadi kerangka yang lebih luas dan arsitektur yang dapat belajar seperti manusia, dan dapat menggunakan data historis untuk memprediksi masa depan. Sistem ini akan menjadi lebih mudah beradaptasi dan berpotensi beroperasi secara mandiri. AI menimbulkan spektrum implementasi yang cerdas, termasuk perangkat fisik (robot, kendaraan otonom, elektronik konsumen) serta aplikasi dan layanan (asisten pribadi virtual, penasihat cerdas). Implementasi tersebut merupakan sebuah kelas baru pada aplikasi cerdas serta menyediakan hal intelijen yang tertanam untuk berbagai perangkat dan perangkat lunak pada layanan solusi yang ada. 
Founder of cekmata Ivan Sinarso (Kir) & Caesar Lagliggo Givani
           Mata merupakan salah satu panca indera. Dalam mata mempunyai banyak fungsi atau struktur mata diantaranya Retina, Retina adalah lapisan tipis yang terletak pada bagian dalam bola mata. Retina berfungsi untuk menerima cahaya dan membentuk bayangan benda dan kemudian akan disalurkan ke saraf otak. Menyadari meningkatnya jumlah penderita katarak memunculkan ide tiga sekawan ini membuat cekmata.com. Sebuah aplikasi untuk mendeteksi katarak secara online. Mereka adalah Caesar Lagaliggo Givani, Sylvester Albert Samadhi, dan Ivan Sinarso. Aplikasi ini bertujuan pendeteksian dini serta memangkas biaya baik secara material maupun efisiensi waktu dan sebagai pengantar pasien untuk pemeriksaan lebih lanjut ke dokter ahli katarak

Diagnosis katarak atau tidak itu merupakan hasil kerja artificial intelligence (kecerdasan buatan) yang digunakan pada cekmata.com. Tentu tidak mudah untuk menghasilkan analisis seperti yang dilakukan manusia. Butuh data sebanyak-banyaknya untuk dimasukkan terlebih dulu dalam sistem. Itu akan membantu sistem agar bisa makin akurat dalam menganalisis pasien katarak. Semakin banyak data yang dimasukkan, analisis aplikasi kian akurat. 

Sejatinya, mereka menciptakan platform online itu untuk tujuan sosial. Tidak ada embel-embel mencari keuntungan. Namun, tanpa disangka, cekmata.com mendapatkan juara pertama kategori e-health tingkat nasional dalam kompetisi start-up.
Ajang tersebut diselenggarakan Telkomsel pada November lalu. Mereka pun berhasil membawa pulang total hadiah Rp 7 miliar dan Pelatihan aplikasi di Silicon Valley, Amerika Serikat.
Penghargaan tersebut merupakan salah satu bonus yang dirasakan dari hasil kerja keras mereka. Meski begitu, mereka tidak mau terlena. Mereka tetap pada prinsip awal. Pembuatan aplikasi itu tidak sekadar untuk kompetisi. 

Tapi, membantu para penderita katarak.
Saat ini mereka terus berupaya mengembangkan cekmata.com. Selain menambah data secara terus-menerus sampai akurasi 100 persen, kualitas pun ditingkatkan. Salah satunya dengan analisis katarak secara lebih detail lagi. Bukan sekadar diketahui katarak atau tidak, nanti pengguna dapat mengetahui tingkat keparahannya.

Selain itu, mereka ingin mengembangkan aplikasi dalam bentuk offline. Dengan begitu, siapa pun dapat menggunakannya tanpa butuh jaringan internet. Itu, menurut Ivan, sangat membantu masyarakat yang tinggal di daerah terpencil.
Pasien juga nanti dapat terhubung langsung dengan dokter. Karena itu, saat ini mereka berupaya menjalin kerja sama dengan para dokter untuk ikut dalam aplikasi.

Sumber :
Read More